Timnas futsal Indonesia kalahkan Iraq-road in Thailand (2)

19 Mei 2008

Indonesia raya…merdeka merdeka…
tanahku negeriku yang kucinta…
Indonesia raya…merdeka merdeka…

Suara itu muncul dari pintu masuk utara Huamark Stadium. Tiga puluh dua mahasiswa lengkap dengan bendera merah putih memasuki stadion. Mereka hendak menjadi suporter timnas futsal yang sedang berlaga melawan Iraq dalam laga AFC Futsal Campionship 2008 di Thailand. Saat datang pertandingan telah berlangsung. Skor kedua tim masih sama 0-0.

Kedatangan puluhan mahasiswa ini menyita perhatian puluhan penonton dan beberapa pemain futsal di dalam stadion. Hal ini dikarenakan selain kedatangan mereka di tengah pertandingan berlangsung, juga dalam dua laga sebelumnya Indonesia main tanpa suporter.

Pertandingan yang menjadi laga ketiga timnas setelah melawan Kyrgystan dan tuan rumah, Thailand sebenarnya juga nyaris bermain tanpa supporter. Namun kebetulan para pemain dan official timnas bertemu dengan puluhan mahasiswa di national stadium, tempat laga Indonesia melawan Thailand dilaksanakan. Singkat cerita mahasiswa yang sedang melakukan student exchange di Rajamangala Universitiy of Technology Thanyaburi (RMUTT) Thailand ini, diminta untuk menjadi suporter.

Sebenarnya mahasiswa telah diminta menjadi suporter dalam laga kedua, ketika Indonesia melawan Thailand. Namun mahasiswa tidak bisa karena jadwal pertandingan bersamaan dengan agenda mahasiswa student exchange dengan KBRI di Bangkok.Puluhan mahasiswa seperti menemukan momentumnya setelah tidak bisa ikut mendukung dalam pertandingan sebelumnya. Mereka bernyanyi serentak dengan semangat memuncak. Tabuhan botol-botol kosong pun menambah riuh suasana. Menjadi aransemen pengiring lagu karya WR. Supratman.

Permainan terus berlangsung. Suporter pun terus bersorak menyemangati. Fair play menyelimuti permainan kedua tim papan bawah group A ini. Serangan demi serangan terus diluncurkan timnas Indonesia. Seperti tiada rasa lelah, yang ada hanya semangat dan kerja keras kedua tim untuk saling menjebol gawang lawan. Startegi-strategi jitu besutan para pelatih pun saling beradu.

Papan skor mulai bernilai, 1-0 untuk keunggulan timnas. Namun selang beberapa menit saja gol Iraq pun menyusul. Begitu saling berganti antara kedua tim. Hingga akhir babak pertama kedua tim bermain imbang dengan skor 2-2.

Peluit babak kedua dibunyikan. Pertanda babak kedua dimulai. Permainan kedua tim semakin seru berkembang, dan dinamis. Lagi-lagi para pelatih mengeluarkan strategi jitu untuk saling melemahkan lawan.

Sorak suporter pun semakin membahana ketika tendangan salah satu pemain timnas mengenai mistar gawang Iraq. Dan lagu pun kembali dinyanyikan. ”Garuda di dadaku, Garuda kebanggaanku. Kuyakin hari ini kita menang.” ”Garuda di dadaku, Garuda kebanggaanku. Kuyakin hari ini kita menang.” ”Garuda di dadaku, Garuda…

Di tengah riuh nyanyikan, sontak para mahasiswa yang menjadi suporter membisu. Indonesia kebobolan. Suporter semakin luruh dalam bisunya ketika dalam itungan detik selanjutnya, gawang Indonesia yang dijaga oleh Yos kembali dibobol. Skor berubah cepat menjadi 2-4. Indonesia tertinggal 2 gol.

Namun nampaknya suporter tidak mau terlena, terus berlarut dalam kesedihan. suporter menjadi trigger kembalinya semangat suporter lain dengan berkali-kali meneriakkan kata merdeka. ”Merdeka…merdeka…merdeka…” teriak susulan para suporter.

Yel-yel Garuda yang menjadi lagu timnas Indonesia kembali didendangkan. Semangat suporter telah kembali. Mereka terus bernyanyi dan bernyanyi. Seperti medle yang bernyanyi tanpa henti. Yel-yel berganti lagu, lagu berganti lagu begitu terus berganti tiada henti. Memang Nampak dalam guratan wajah suporter semangat nasionalismenya. Tak peduli peluh keringat yang bercucuran, suara yang mulai kering hamper menghilang. Mereka lakukan semua untuk satu tujuan, mendukung total timnas hingga memperoleh kemenangan.

Para pemain melakukan break time. Nampak dari bangku pemain, pelatih timnas futsal, Justinus Lhaksana, memberikan instruksi. Kayaknya aka nada perubahan strategi. Dan benar perubahan strategi terjadi. Penjaga gawang ditarik keluar digantikan pemain baru. Timnas main dengan 5 pemain, tanpa penjaga gawang.

Strategi yang dalam dunia futsal disebut power play besutan Justin terbukti jitu. Hanya selang 7 menit, 2 gol kembali diberikan timnas. Kini kedudukan menjadi sama, 4-4. Terlihat para pemain Iraq kewalahan dengan strategi ini. Satu pemain timnas selalu berdiri tanpa kawalan. Dan ini menjadi leluasa mengintai gawang Iraq. Sekali lengah tendangan melesat ke gawang Iraq.

Meski begitu strategi ini juga terbilang rawan. Bagaimana tidak, permaian dijalankan tanpa kiper. Sekali lengah, pemain depan musuh lepas dari kawalan bek timnas, gol pun terbuka untuk dicipta.
Meskipun demikian cerita di lapangan Huamark stadium berbeda. Timnas justru semakin berkuasa dalam permainan. Tendangan keras kearah gawang Iraq beberapa kali diluncurkan.

Tinggal 5 menit lagi babak usai, skor juga tak berubah, tetap 4-4. Kedua tim tetap bersemangat untuk menjebol gawang. Semua tim ingin mengakhiri pertandingan dengan kemenangan di tangan. Namun secara average Indonesia di atas awan. Beberapa kali kemelut depan gawang terjadi.

Waktu terus berjalan. Papan skor menunjukkan 2 menit lagi babak berakhir. Otak-atik bola dilakukan timnas. Passing cepat antarpemain dilakukan seperti permainan kucing-kucingan dalam pemanasan sepakbola. Kali ini kucing itu adalah Iraq. Terus berusaha merebut dari kaki pemain Indonesia.

Tidak berhasil direbut, yang terjadi justru kemelut bola di depan gawang Iraq. Kemelut lama terjadi seakan ikut mempercepat waktu yang hampir habis. Nampaknya pemain timnas tidak sabar menunggu. Kemelut pun diakhiri dengan tembakan keras dari pemain belakang timnas. Dan gol pun terjadi. Skor berubah. Indonesia lebih unggul daripada Iraq.

Kembali suporter riuh dengan lagu Garuda. ”Garuda di dadaku, Garuda kebanggaanku. Kuyakin hari ini kita menang.” ”Garuda di dadaku, Garuda kebanggaanku. Kuyakin hari ini kita menang.” ”Garuda di dadaku, Garuda…

Tiit…tit….tiit….Peluit panjang ditiup sang wasit. Pertanda waktu pertandingan sudah habis. Gegap-gempita memenuhi suasana stadion. Dan seketika puluhan suporter Indonesia melompat dan berlari menghampiri kawanan pemain timnas di tengah lapangan. Luapan kegembiraan pun terujud dalam teriakan-teriakan. Menang…Menang…Hidup Indonesia…Indonesia Menang…
Haru tak terelakkan. Namun tak berapa lama, satuan keamanan meneriakinya. Meminta para suporter untuk kembali ke bangku penonton. Dan berhamburanlah mereka patuh.

Timnas Indonesia juga meluapkan rasa gembira dan haru luar biasa. Kemenangan menjadi miliknya dan pundi-pundi bonus di depan mata. Meski dalam AFC Futsal Championship Thailand 2008 ini timnas tidak berhasil membawa piala, mereka cukup puas dengan posisi ketiga. Di atas mereka dua negara yang dengan pongah membantai Indonesia, Kyrgystan dan Thailand.[]


2 komentar:

Anonim mengatakan...

Pundi-pundi bonus dr siapa yah????????

Anonim mengatakan...

Garuda di dadaku.... Garuda kebanggaanku...
Kuyakin hari ini pasti menang!!